Warta Surakarta

Bagi anda yang mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi dan hendak melintasi kota Solo, nampaknya anda harus mewaspadai beberapa titik kemacetan di jalanan kota Solo. Terutama anda yang hendak menuju Solo - Boyolali - Sukoharjo - Wonogiri - Sragen dan Klaten, beberapa persimpangan ini rawan kemacetan. 

Dari arah Barat di Jl. Slamet Riyadi tepatnya di Ps Kleco sampai Rumah Sakit Panti Waluyo dan Pertigaan Purwosari. 

Jalan Adi Sucipto, macet sering terjadi di bunderan Manahan ( POM Manahan ), Patung Kuda Manahan - Hotel Agas serta Kota Barat. 

Dari Utara, kemacetan sering terjadi di Perlintasan Kereta Api JOGLO, sampai Jembatan Komplang bahkan sampai ke Pertigaan Sumber. 

Jalan Ahmad Yani, tepatnya di Viaduk Gilingan sampai perempatan Ngemplak dan juga Perempatan Panggung. 

Dari arah Timur, Jl. Ir Sutami kemacetan sering terjadi di perempatan Sekar Pace atau sekitar 1 km dari Kampus UNS. 

Dari arah Selatan kemacetan terjadi di kawasan Gading, Pasar Gemblegan. 

Persimpangan Baron, Persimpangan Warung Pelem, Persimpangan Banjarsari serta Persimpangan Gilingan ( stasium)

Ditengah Kota Solo juga sering terjadi kemacetan di area Pasar Tradisional seperti di  Pasar Legi, Pasar Besar ( ps Gedhe ) Pasar Nusukan dan Pasar Nongko Pasar Kliwon. 

Mall : Solo Grand Mall ( perempatan gendengan ), Solo Paragon ( Kota Barat ) Luwes (ps Legi), Singosaren, Pasar Klewer.

Pemerintah Kota Surakarta melalui Dishubkominfo juga menyediakan Rest Area di 6 titik. 

Jl. Bayangkara : Lottemart keutara sekitar 300 meter.

Jl. Adisucipto : Depan Indomarco ( dari gapura Makutha ketimur 1 km )

Jl. Ir Sutami : Jurug

Jl. Kol Sugiyono 

Jl. Slamet Riyadi ( Kerten / Taman Kota )

Jl. Ahmad Yani ( Terminal Tirtonadi)

Adapun beberapa fasilitas yang disediakan Dishubkominfo Kota Surakarta diantaranya : Tenda, Tempat Tidur, Telepon Gratis & komunikasi lainnya, Bengkel, makanan minuman, peralatan ibadah ( sajadah ) tikar, air bersih, dan info mudik. 

Tol Cikopo - Palimanan adalah jalan tol terpanjang di Indonesia, jalan tol dengan panjang 116,7 km itu telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 13 Juni 2015, Jalan tol yang membelah Gunung Salam tersebut dibangun untuk mengurangi kemacetan dijalur pantura (pantai utara) serta bisa mempersingkat waktu tempuh dari Jakarta - Cirebon yang awalnya 5-6 jam perjalanan jika melewati Tol Cipali hanya membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam saja.

Batu Bleneng

Jalan Tol Cipali awalnya akan dibuat lurus 180 derajat, namun rencana itu batal terealisasi. Sebuah batu berukuran raksasa melintang diatas tanah yang hendak dibangun jalan tol tersebut, menurut mitos yang berkembang dimasyarakat batu tersebut mempunyai kekuatan mistis. Pekerja proyek sudah mencoba menghancurkan batu tersebut dengan alat berat namun mereka gagal, batu itu tetap tak bergerak bahkan alat berat yang digunakan tiba tiba tak bisa dioperasikan. Kecelakaan kerja terjadi saat alat berat mencoba untuk tetap menghancurkan batu raksasa tersebut, batu yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Batu Bleneng itu memaksa pekerja proyek untuk membelokkan jalan tol tersebut. 

Seorang warga setempat mengatakan, Gunung Salam bisa dibelah namun batu tersebut tak bisa dihancurkan atau dipindahkan. Lantas apakah karena ukuran batu yang terlalu besar atau memang ada hal mistis yang membuat batu itu tak bisa dipindah atau dihancurkan. Menurut warga sekitar disekitar batu tersebut ada 10 makam dan sebuah saung yang menempel dibalik batu raksasa tersebut, namun ada juga warga yang mengatakan saat pekerja proyek mengalami kesulitan menghancurkan batu itu ada warga yang menyetujui pembebasan lahan disekitar batu tersebut sehingga membuat jalan Tol Cipali membentuk seperti huruf S. 

Sering terjadi kecelakaan

10 hari setelah peresmian oleh Presiden Jokowi, sudah terjadi 30 kecelakaan di Jalan Tol Cipali tersebut. Menurut Kapolda Jawa Barat Irjen Moechgiyarto, titik rawan kecelakaan tersebut di KM 94 yang tak jauh dari Batu Bleneng berada. Kecelakaan yang terjadi kebanyakan kecelakaan tunggal, apakah ada hubungannya dengan batu tersebut ? 

Jika kita tinjau dari TKP, kebanyakan para pengguna jalan tol masih sangat awam dengan jalan yang baru selesai dibangun tersebut. 

Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan di jalan tol tersebut.

1. Penerangan yang masih minim

2. Lokasi yang berada ditengah belantara, banyak hewan liar yang menyeberang jalan sehingga mengagetkan pengguna jalan. 

3. Kelelahan dan mengantuk, jalanan yang masih sepi dan panjang membuat pengemudi jenuh.

4. Jalanan lurus dan baru, karena baru pertama kali melintas kebanyakan pengendara belum hafal dengan titik tikungan dan tanjakan dijalan tol tersebut, aspal yang halus dan jalanan yang lurus menggoda pengendara untuk menginjak dalam dalam gas mobilnya. 

Yang terpenting tetap waspada dan berhati hati, jalanan lurus dan halus bukan untuk memacu kecepatan.

Kedatangan pesawat bekas Batavia Air di Karanganyar menyita banyak perhatian masyarakat, pasalnya pesawat berjenis Boeing 737-300 ini diangkut dengan menggunakan truk kontainer melalui jalur darat dari bandara SOETA ( Soekarno Hata ) menuju Taman Dirgantara yang berada di kabupaten Karanganyar. 

Perjalanan dari bandara Soekarno Hatta menuju Taman Dirgantara Karanganyar memakan waktu sekitar 4 hari, bangkai pesawat yang diberangkatkan minggu malam ( 21/06/2015) itu tiba di Karanganyar pada hari Rabu ( 24/06/2015). Rencananya otoritas setempat akan mendatangkan lagi 2 unit helikopter untuk melengkapi koleksi Taman Wisata Edukasi Dirgantara di Karanganyar, setelah bangkai pesawat eks Batavia Air itu selesai dirakit kembali. 

Meskipun bekas, namun harganya cukup untuk membeli mobil baru sekelas Honda HRV. 

Kedepannya pemerintah daerah setempat berharap dengan adanya Taman Edukasi Dirgantara ini mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal di Solo Raya.